LAPORAN
PRAKTIKUM
MANAJEMEN PASTURA
“Kapasitas Tampung Ladang Pengembalaan”
OLEH
NAMA
: GORISMAN MATUALESI
STAMBUK
: L1A1 13 009
KELAS : A
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Padang penggembalaan merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant
famili Gramineae dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti
legume, dan herba lainya yang digunakan untuk makanan ternak. Padang penggembalaan
daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan,
pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan
cepat.
Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia,
besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa
mencapai 100% . Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang
mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat
berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan
legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%
Upaya peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan kualitas
dan kuantitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat juga berfungsi
sebagai Bulk dan juga sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Pertambahan populasi yang begitu pesat akan menyebabkan peningkatan kebutuhan
suplai pakan hijauan, hal ini akan mengakibatkan lebih banyak sumber daya lahan
yang diperlukan untuk dijadikan sebagai tempat penggembalaan ternak.
Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan
sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan dan
integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan dan
pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang
penggembalaan yang dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta
disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak
Indonesia
merupakan Negara agraris (daerah tropic) yang sebagian besar penduduknya hidup
dari usaha pertanian. Diversifikasi tanaman padi dan tanaman pangan lainnya
sangat lainnya sangat membantu pemerintah dalam mendukung pembangunan
pertanian. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani
bagi tubuh disertai perbaikan sosial ekonomi masyarakat menyebabkan permintaan
bahan pangan yang berasal dari ternak semakin meningkat, sehingga menuntut
peningkatan produksi dibidang peternakan.
1.2.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum Padang Penggembalaan yaitu
untuk mengetahui komposisi botanis dari lahan penggembalaan di labolatorium
kandang lapang Universitas Halu Oleo.
Adapun manfaat dari praktikum Padang
Penggembalaan diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui jeni-jenis
tanaman makanan ternak dilahan penggembalaan penggembalaan di labolatorium
kandang lapang Universitas Halu Oleo dan dapat mengetahui proses perhitungan
dari hasil pengambilan sampling, serta dapat menetukan jenis tanaman yang
dominan di lahan penggembalaan penggembalaan di labolatorium kandang lapang
Universitas Halu Oleo juga
dapat mengetahui kualitas dan kuantitas padang penggembalaan yang terdapat
disekitar wilayah penggembalaan
di labolatorium kandang lapang Universitas Halu Oleo baik itu dari komposisi botani,
kapasitas tampung, keadaan lahan dan lain sebagainya
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Padang Pengembalaan
Padang Penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman
makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya menurut
kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri
dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik ekonomis
adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995).
Perluasan areal padang penggembalaan adalah upaya memperluas padang
penggembalaan guna meningkatkan produksi hijauan makanan ternak yang
berkualitas (Reksohadiprodjo, 1985).
Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan
atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang
digunakan untuk menggembalakan ternak (Yunus, 1997).
Usaha padang penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan
(ternak ruminansia) yang menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan
kapasitas tampung (carrying capacity) (Reksohadiprodjo, 1985).
Fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan bahan makanan bagi hewan
yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit, sedangkan
ternak menyenggut sendiri makanannya di padang penggembalaan. Rumput yang ada
didalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini disebabkan pengaruh
tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh ternak dikembalikan ke
padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan dan menstabilkan
produktivitasnya dari tanah itu sendiri (Anonimous, 1990).
Syarat padang penggembalaan yang baik adalah produksi hijauan tinggi dan
kualitasnya baik, persistensi biasa ditanam dengan tanaman yang lain yang mudah
dikembangbiakkan. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang tinggi
canopinya yait u 25 – 30 cm setelah dipotong (Utomo, 1983).
2.2. Macam – Macam Padang Penggembalaan
Padang Penggembalaan alam merupakan padangan yang terdiri dari tanaman dominan
yang berupa rumput perennial, sedikit atau tidak ada sama sekali
belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan permanent,
tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, manusia hanya
mengawasi ternak yang digembalakan (Reksohardiprodjo, 1985).
Padang Penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan merupakan spesies – spesies
hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi
manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan
yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi)(Reksohardiprodjo,
1985).
Padang Penggembalaan buatan (temporer) dimana tanaman makanan ternak dalam
padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat
menjadi padangan permanent atau diseling dengan tanaman pertanian
(Reksohardiprodjo, 1985).
Padang Penggembalaan dengan Irigasi dimana padangan biasanya terdapat didaerah
sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 – 4
hari (Reksohardiprdjo, 1985).
2.3. Komposisi Botani
Komposisi botani
padang penggembalaan tidak selalu konstan. Perubahan susunan komponen selalu
terjadi oleh pengaruh musim, kondisi tanah dan sistem penggembalaan. Komposisi
suatu padang penggembalaan dipengaruhi oleh curah hujan, ketinggian tempat dan
pengelolaan penggembalaan. Komposisi botani suatu padang rumput sebagian besar
ditentukan oleh tata laksananya (McIlroy, 1976). Dijelaskan lebih lanjut bahwa
penggembalaan berat pada awal musim penggembalaan yang diikuti dengan periode
istirahat cenderung akan menekan jenis tumbuhan yang masak dini dan
menguntungkan jenis-jenis yang tumbuh lambat, sedangkan jika menunda
penggembalaan sampai musim penggembalaan lebih lanjut akan berpengaruh
sebaliknya.
2.4. Pengukuran Kapasitas Tampung
Kapasitas tampung adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan
hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan
dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung
ternak per hektar (Reksohadiprodjo, 1985). Kapasitas tampung juga dapat
diartikan sebagai kemampuan padang rumput dalam menampung ternak (Susetyo,
1980) atau jumlah ternak yang dapat dipelihara per satuan luas padang
penggembalaan (Subagiyo dan Kusmartono, 1988).
Kapasitas
tampung identik dengan tekanan penggembalaan (stocking rale)yaitu
jumlah ternak atau unit ternak persatuan luas padang penggembalaan (Anonimous,
1979 dalam Mudumi 1990).
Identifikasi
tanaman bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis tanaman rumput dan legume
secara tepat dan cepat (Reksohadiprodjo, 1985).
2.5 Kemampuan
Klass Pastural
Daya tampung padang penggembalaan tergantung pada Kemiringan lahan, Jarak
dengan sumber air, Kecepatan pertumbuhan/produksi tanaman pakan, Kerusakan
lahan, Ketersediaan hijauan yang dapat dikonsumsi, Nilai nutrisi pakan, Variasi
musim, Keadaan ekologi padang penggembalaan (Susetyo, 1980).
Kelerengan dinyatakan dalam % dan dikelompokkan dalam kelas-kelas datar sampai
agak datar 0-8%, berombak sampai bergelombang 9-15%, bergelombang 15 - 40% dan
berbukit/bergunung >40% (Hakim, 1986).
Tekstur dinyatakan berdasarkan bandingan dalam bahan organik, fraksi pasir,
debu dan liat dan untuk tanah mineral dikelompokkan dalam kelas-kelas berpasir,
berlempung, berliat dan berdebu. Sedangkan tanah gambut dibagi menjadi dangkal
(<2m) dan gambut dalam (>2m). (Arismunandar, 1983).
Kemiringan lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng semuanya akan mempengaruhi
besarnya erosi dan aliran permukaan.
III.
METODE PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum
pengolahan lahan budidaya tanaman jagung dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal
1 Mei 2016 pukul 07. 00 WITA – selesai, bertempat di Laboratorium Lapang,
Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo Kendari.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam praktikum komposisi botani dan kapasitas tampung padang
pengembalaan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan dalam praktikum komposisi
botani dan kapasitas tampung padang pengembalaan.
No
|
Alat
|
Kegunaan
|
1
2
|
Timbangan
digital
Kuadran
|
Untuk mengukur
kapasitas produksi
|
3
|
Pisau
|
Untuk
memotong rumput
|
4
|
Kamera
|
Untuk
mendokumentasikan hasil praktikum
|
5
6
7
8
9
|
Meteran
Karung
Amplop
Alat tulis
Patok kayu
|
Untuk
mengukur lahan
Untuk tempat hasil pemotongan rumput
Untuk tempat rumput yang akan diopen
Untuk mencatat hasil pengamatan
Untuk membuat patok lahan
|
Bahan yang digunakan dalam
praktikum komposisi botani dan kapasitas tampung padang pengembalaan dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.Bahan dan kegunaan dalam praktikum praktikum komposisi
botani dan kapasitas tampung padang pengembalaan.
No
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Rumput alam
|
Sebagai bahan pengamatan
|
2
3
4
|
Legum
Gulma
Tanaman lain
|
Sebagai bahan pengamatan
Sebagai bahan pengamatan
Sebagai bahan pengamatan
|
3.3.
Prosedur Kerja
Prosedur dalam praktikum komposisi botani dan kapasitas tampung padang
pengembalaan yaitu :
1.
Melakukan survei dan memilih padang penggembalaan
sebagai tempat pelaksanaan dan pengambilan sampel.
2.
Membuat petak dari tali raffia yg diikatkan pada patok
kayu dengan ukuran 30x30 m.
3.
Melemparkan kuadran pada padang pengembalaan untuk
menentukan dalam pengambilan sampel.
4.
Mengambil 10 sampel hijauan secara acak dengan cara
memotong menggunakan pisau/gunting.
5.
Memisahkan antara rumput, legum, gulma dan tanaman
lain.
6.
Menimbang sampel hijauan yang telah diambil.
7.
Memasukan hasil timbangan kedalam amplop.
8.
Hasil pengamatan tersebut dimasukan kedalam oven.
9.
Menghitung produksi hijauan per Ha dan kapasitas tampung
ternak.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
4.1.1.
Komposisi Botani Padang Pengembalaan
Dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan maka dapat diperoleh komposisi botani sebagai berikut :
Tabel 3. Komposisi Botani
No
|
Rumput
|
Legume
|
Gulma
|
Total
|
1.
|
31
|
70
|
127
|
|
2.
|
59
|
38
|
98
|
|
3.
|
101
|
-
|
197
|
|
4.
|
45
|
47
|
39
|
|
5.
|
32
|
-
|
239
|
|
6.
|
95
|
-
|
156
|
|
7.
|
144
|
-
|
83
|
|
8.
|
256
|
-
|
102
|
|
9.
|
123
|
-
|
37
|
|
10
|
290
|
-
|
98
|
|
Total
|
1176
|
155
|
1176
|
250,7
|
Komposisi Botani (kb)
%
R = ∑R
x 100% = 1176 x
100% = 46,909
A 250,7
%
L = ∑L
x 100% = 155 x 100% =
6,183
A 250,7
% G =
∑L x 100% = 1176
x 100% = 46,909
A 250,7 100%
4.1.2. Kapasitas Tampung
Basis
penelitian : bahan kering (BK)
BK rumput x = 20 %
No
|
Rumput
|
Legume
|
Total
|
1.
|
31
|
70
|
|
2.
|
59
|
38
|
|
3.
|
101
|
-
|
|
4.
|
45
|
47
|
|
5.
|
32
|
-
|
|
6.
|
95
|
-
|
|
7.
|
144
|
-
|
|
8.
|
256
|
-
|
|
9.
|
123
|
-
|
|
10
|
290
|
-
|
|
Total
|
1176
|
155
|
250,7
|
Rata-rata
|
117,6
|
51,66
|
169,2
|
1 ha = 100 x 100 = 10.000 m2
169,2 x
4 x 10.000 = 6.768.000
10.000
= 6.768 gr
x 20 %
= 1.353,6 x
6
= 8.121,6
Koreksi dengan PUF = 60 %
= 8.121,6 x
60 %
= 4.872,96
Kapasitas tampung
1 ST = 1 ekor sapi jantan BB 300 kg
BB = 3
% BB
Konsumsi bk = 9 gr
1 tahun = 365 hari
9 x 365 = 3,285 kg/thn
Produksi bk/ thn = 4.872,96 = 1,48 produksi bk/thn/konsumsi
Konsumsi 3,285
4.2. Pembahasan
Peningkatan produksi ternak khususnya ternak ruminansia akan berhasil dengan
baik jika ketersediaan pakan hijauan sebagai sumber pakan dapat dipenuhi secara
kualitas dan kuantitas dan tersedia secara kontinyu. Hijauan makanan ternak
bersumber dari padang rumput alam atau dengan melakukan penanaman hijauan
makanan ternak. Jenis dan kualitas hijauan dipengaruhi oleh kondisi ekologi dan
iklim di suatu wilayah. Ketersediaan hijauan pakan ternak di Indonesia tidak
tersedia sepanjang tahun, dan hal ini merupakan suatu kendala yang perlu
dipecahkan.
Padang penggembalaan yang terdapat di Fakultas Peternakan Universitas Jambi
yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan praktikum Pengolahan Padang
Penggembalaan ini kurang memenuhi syarat hal ini dapat dilihat dari kondisi
padang yang begitu sempit dan tidak banyak terdapat hijauan yang bisa dimakan
oleh ternak.
Padang Penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan
ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya menurut kebutuhannya
dalam waktu singkat. Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput
atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik ekonomis adalah yang
terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995). Usaha padang
penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak ruminansia) yang
menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas tampung (carrying
capacity) (Reksohadiprodjo, 1985).
Dari pernyataan tersebut berarti padang penggembalaan yang terdapat di Fakultas
Peternakan Universitas Jambi dapat dikatakan cukup ekonomis walaupun hanya
terdapat jumlah rumput dan leguminosa yang sedikit.
Daya dukung hijauan padang penggembalaan adalah kemampuan suatu wilayah
menghasilkan pakan berupa hijauan dari padang penggembalaan tanpa melalui
pengolahan, dan dapat menyediakan pakan untuk menampung sejumlah populasi
ternak ruminansia. Dalam menghitung daya dukung limbah tanaman pangan digunakan
asumsi kebutuhan pakan ternak ruminansia. Asumsi yang digunakan yaitu bahwa
satu satuan ternak (1 ST) ternak ruminansia rata-rata membutuhkan hijauan
adalah 2,15 ha/ekor untuk setiap tahunnya. Sebagaimana Anonimous (1990)
menytakan bahwa fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan bahan
makanan bagi hewan yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja
sedikit, sedangkan ternak menyenggut sendiri makanannya di padang
penggembalaan. Rumput yang ada didalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah.
Hal ini disebabkan pengaruh tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh
ternak dikembalikan ke padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan
dan menstabilkan produktivitasnya dari tanah itu sendiri.
Berdasarkan asumsi di atas maka dilakukan perhitungan daya dukung produksi
hijauan padang penggembalaan yaitu jumlah produksi hijauan padang penggembalaan
dibagi dengan kebutuhan satu satuan ternak selama setahun.
Utomo (1983) menyatakan bahwa syarat padang penggembalaan yang baik adalah
produksi hijauan tinggi dan kualitasnya baik, persistensi biasa ditanam dengan
tanaman yang lain yang mudah dikembangbiakkan. Pastura yang baik nilai cernanya
adalah pastura yang tinggi canopinya yaitu 25 – 30 cm setelah dipotong.
Menurut Reksohadiprodjo (1985) menyatakan bahwa terdapat beberapa macam padang
penggembalaan yaitu antara lain :
o Padang Penggembalaan alam merupakan padangan yang terdiri dari tanaman
dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau tidak ada sama
sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang
penggembalaan permanent, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan
floranya, manusia hanya mengawasi ternak yang digembalakan
o Padang Penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan merupakan spesies –
spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia,
tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies
hijauan yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan(defoliasi)
o Padang Penggembalaan buatan (temporer) dimana tanaman makanan ternak dalam
padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat
menjadi padangan permanent atau diseling dengan tanaman pertanian
o Padang Penggembalaan dengan Irigasi dimana padangan biasanya terdapat
didaerah sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan
setelah padangan menerima pengairan selama 2 – 4 hari.
Dari beberapa macam padang penggembalaan diatas itu berarti padang
penggembalaan yang digunakan untuk praktikum Pengolahan Padang Penggembalaan
termasuk kedalam Padang Penggembalaan alam yaitu merupakan padangan yang
terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit
atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering
disebut padang penggembalaan permanent, tidak ada campur tangan manusia
terhadap susunan floranya, manusia hanya mengawasi ternak yang digembalakan.
Padang penggembalaan jenis ini merupakan tempat dimana pelaksanaan praktikum
pengukuran komposisi botani dan kapasitas tampung.
Padang
penggembalaan yang baik mempunyai komposisi botani 50 % rumput dan 50 % legume.
Besarnya kadar air dan bahan kering yang harus dimiliki oleh suatu padangan
adalah 70 – 80 % untuk kadar air dan bahan keringnya 20 – 30 % (Susetyo, 1981).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa pada padang penggembalaan di Fakultas
Peternakan, setiap Flot rata – rata banyak terdapat rumput dan gulma, sedangkan
legum hanya sedikit. Sedangkan untuk penghitungan bahan keringnya melebihi dari
20 – 30 %.
Metode pengukuran kualitas hijauan untuk komposisi botani yaitu dengan
menggunting atau disabit sebagian pasture kemudian dianalisis untuk mendapatkan
berapa banyak bahan kering, lemak kasar ataupun nutrient – nutrient yang
lainnya yang disajikan dalam penggembalaan. (Reksohadiprodjo, 1983).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa padang
penggembalaan merupakan suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan
ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat dikonsumsi menurut kebutuhannya
dalam waktu yang singkat. Padang penggembalaan bisa terdiri dari rumput dan
leguminosa. Padang penggembalaan yang terdapat disekitar wilayah Universitas
Tadulako yang digunakan sebagai tempat Praktikum merupakan jenis padang
penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan dan padang penggembalaan alami
Padang penggembalaan dimana tempat melaksanakan praktikum termasuk padang
penggembalaan yang cukup baik, hal ini dapat di lihat dari pengukuran komposisi
botani, pengukuran kapasitas tampung yang sudah memenuhi syarat.
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, Dari
pelaksanaan praktikum ini kami menyarankan agar pelaksanaan praktikum dapat
dilaksanakan diluar areal wilayah Universitas Tadulako agar mahasiswa dapat
mengetahui perbedaan dan dapat membandingkan padang penggembalaan yang terdapat
di Universitas Tadulako dengan padang penggembalaan yang terdapat di daerah
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Mc Llroy, R.J. 1976. Pengantar
Budidaya Padang rumput Tropika. Pradnya Paramita, Jakarta.
Reksohadiprojo, S. 1994. Produksi
Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BFFE, Yogyakarta.
Santosa, U. 1995. Tata Laksana
Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Subagyo I, Kusmartono 1988. Ilmu
Kultur Padangan. Malang: Nuffic, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Susetyo, I. Kismono dan B.
Suwardi. 1981. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jendral Peternakan Departemen
Pertanian, Jakarta.
Tandi, Ismail. 2010. Analisis
Ekonomi Pemeliharaan Ternak Sapi Bali dengan Sistem Penggembalaan di
Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa. Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No.
1ISSN 2089-0036.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar