Rabu, 26 April 2017

Laporan genetika Sifat kulaitatif pada kambing

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR GENETIKA TERNAK

”SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF TERNAK SAPI”








OLEH :
NAMA            : GORISMAN MATUALESI
NIM                 : L1A1 13 009
KELAS           : A
KELOMPOK : IV ( EMPAT )
ASISTEN  P. : MELLY PRATIWI


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2014

BAB I
 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sapi merupakan hewan ruminansia dengan saluran pencernaan yang berbeda dengan ternak unggas karena ternak sapi memiliki 4 lambung yaitu rumen. retikulum, omasun dan abomasum.Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan sumber protein. Data Dirjen Peternakan (2005) menyebutkan bahwa produksi daging sapi 463.800 ton dan daging sapi merupakan sumber daging yang paling digemari masyarakat Indonesia setelah daging unggas. Peningkatan produktivitas sapi bisa dilakukan dengan cara pemeliharaan dan budidaya yang baik. Ukuran keberhasilan manajemen pemeliharaan sapi adalah dengan melihat produktivitas sapi tersebut. Bobot badan sapi merupakan salah satu indikator produktivitas ternak yang dapat diduga berdasarkan ukuran linear tubuh sapi meliputi lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan (Kadarsih, 2003). Peternak umumnya menggunakan bobot hidup sapi sebagai ukuran keberhasilan pemeliharaan dan pertumbuhan sapi yang telah dipelihara apakah sesuai dengan harapan. Bobot hidup juga merupakan salah satu penentu harga seekor sapi dalam bidang pemasaran. Keterbatasan dalam penentuan bobot badan sapi dilapangan adalah minimnya fasilitas timbangan ternak sehingga peternak harus melakukan penaksiran bobot badan secara subjektif. Beberapa formula telah dikembangkan untuk memprediksi bobot badan berdasarkan ukuran linear tubuh. Formula yang telah dikenal antara lain formula Schoorl yang menggunakan lingkar dada dan formula Winter yang menggunakan lingkar dada dan panjang badan sebagai faktor penduganya. Namun demikian, pendugaan bobot badan berdasarkan formulasi-formulasi tersebut menghasilkan keakurasian yang rendah karena perbedaan bangsa ternak dan latar belakang nutrisi ternak sehingga menghasilkan skor kondisi ternak yang beragam.
                 Sifat kualitatif adalah sifat bangsa ternak berdasarkan sifat-sifat yang tidak dapat diukur melainkan klasifikasi individunya masuk dalam satu dari dua kelompok atau lebih, sifat ini dapat dilihat dari kenampakan yang tida dapat diukur, dan sedikit bahkan atau tidak ada hubungannya dengan kemampuan produksi.
                 Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat diamati dengan mata telanjang,tetapi dapat diukur dengan satuan tertentu. Sifat kuantitatif sangat berhubungan dengan produksi.
                 Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen yang berperan secaa aditif,dimonas dan epistatik dan berama-sama dipengaruhi oleh lingkungan (non genetik),menghasilkan ekspresi fenotip sebagai sifat kuantitatif.Keragaman sifat kuantitatif  bersifat kontinyu berkisar antara nilai minimum dan maksimum dan menggambarkan suatu distribusi normal. Karena jumlah yang besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka pernan gen secara sepasang demi sepasang tidak penting.
Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian,penelitian kuantitatif  menanyakan atu ingin mengetahui tingkat pengaruh,keeratan kolerasi atau asosiasi antar variabel,atau kadar satu variabel dengan cara pengkuran. Sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti
B. Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui ciri-ciri kuantitatif dan kualitatif pada sapi.
2.      Mengetahui berat badan yang dimiliki sapi.
C. Manfaat
            Adapun  manfaat yang dapat diperoleh dalam  praktikum ini yaittu :
1.      Mengetahui cara perhitungan berat badan pada sapi ?
2.      Mengetahui ciri kualitatif dan kuantitatif yang dimiliki sapi ?



BAB II
                                              TINJAUAN PUSTAKA

A.  Sapi
Sapi merupakan hewan ruminansia dengan saluran pencernaan yang berbeda dengan ternak unggas karena ternak sapi memiliki 4 lambung yaitu rumen. retikulum, omasun dan abomasum.Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan sumber protein. Parameter tubuh adalah nilai-nilai yang dapat diukur dari bagian tubuh ternak termasuk ukuran-ukuran yang dapat dilihat pada permukaan tubuh sapi, antara lain ukuran kepala, tinggi, panjang, lebar, dalam dan lingkar (Natasasmita dan Mudikdjo, 1979). Indikator penilaian produktivitas ternak dapat dilihat berdasarkan parameter tubuh ternak tersebut. Parameter tubuh yang sering dipergunakan dalam menilai produktivitas antara lain tinggi badan, lingkar dada dan panjang badan. Bobot badan juga merupakan indicator penilaian produktivitas dan keberhasilan manajemen peternakan (Blakely dan Bade, 1991).
Perguruan tinggi Pertanian Scotlandia Timur adalah pelopor pembuatan sistem scoring (Rutter et al., 2000).Kondisi tubuh dinilai dari satu (sangat kurus) sampai lima (sangat gemuk). Penggunaan metode ini pertama kali dikemukakan tahun 1917 digunakan untuk memprediksi rasio antara nilai lemak dan bukan lemak pada sapi (Phillips, 2001).Pengelompokan skor kondisi tubuh pada tahun 1976 dibagi menjadi lima kategori dengan mempertimbangkan metode palpasi pada spinous processus dan pangkal ekor sangat berhasil diterapkan pada domba. Pembagian lima point kategori skor kondisi pada umumnya berdasarkan nilai perlemakan dan perdagingan sapi.
Skor kondisi tubuh dapat menentukan hubungan antara penampilan produksi dan reproduksi dengan manajemen pakan yang telah diterapkan.Sapi yang memiliki skor kondisi yang bagus menunjukkan jumlah perlemakan dan perototan yang lebih besar karena merupakan refleksi dari pakan  yang baik (Neumann dan Lusby, 1986).

B.  Sifat Kualitatif
Sifat Kualitatif  bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter ternak dimana individu-individu dapat di klasifikasikan ke dalam satu dari dua kelompok atau lebih ternak, dan pengelompokkan ini berbeda jelas satu sama lainnya. Sifat kualitatif ini dapat didasarkan kenampakan yang tidak dapat diukur dan sedikit atau bahkan tidak ada hubungannya dengan kemampuan produksi. Sifat kualitatif yang dimiliki oleh individu ternak diantaranya adalah  warna tubuh,bentuk dan panjang telinga, ada tidaknya tanduk dan lain-lain.  Berdasarkan genetisnya sifat kualitatif  di tentukan oleh banyak gen. Sifat kuantitatif bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter ternak di mana individu-individu ternak dipengaruhi oleh perbedaan lingkungan seperti perlakuan tatalaksana pemeliharaan atau management, tetapi bukan oleh genetisnya (Yansel putra 2013).
C.      Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif ini dapat di ukur dengan parameter tertentu dan antara sifat yang baik dan jelek terdapat perbedaan yang tajam. Sifat kuantitatif diantaranya adalah produksi daging, telur,susu,ukuran tubuh pertambahan berat badan dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat kuantitatif di tentukan oleh hanya satu pasang gen atau satu gen tunggal. Adanya perbedaan karakteristik sifat kualitatif dan kuantitatif maka ternak dapat juga di golongkan berdasarkan jenis ternak seperti ternak jenis sapi,kerbau,domba,kambing,unggas,dan lain-lain juga dapat menentukan tipe produksinya seperti tipe perah,tipe daging, dan tipe petelur. (Yansel putra 3013)
Untuk  sifat kuantitatif, akan berpengaruh terhadap nilai jual hewan ternak jika semakin bagus keadaannya. Sedangkan untuk sifat kuantitatif sendiri tidak berpengaruh banyak pada harga jual hewan ternak atau hanya berdasarkan kriteria. Selain itu banyak atau tidaknya gen mempengaruhi dalam menentukan sifat kuantitatif maupun kuantitatif.
Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat diamati dengan mata telanjang, tetapi dapat diukur dengan satuan terntentu. Sifat kuantitatif  sangat berhubungan dengan produksi.
Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen yang berperan secara aditif, dimonans dan epistatik dan bersama-sam di pengaruhi oleh lingkungan (non genetik), menghasilkan ekpresi fenotip sebagai sifat kunatitatif. Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar antara nilai minimum dan maksimum dan menggambarkan suatu distribusi normal. Karena jumlah yang besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka peranan gen secara sepasang demi sepasang tidak penting. Sifat kuantitatif memilikiciri-ciri yaitu :Memiliki nilai ekonomis, Dapat dihitung atau diukur, Terpengaruhi oleh faktor lingkungan, Banyak gen yang mempengaruhi sifat kuantitatif (Johan Wijaya 2013).









BAB III
 METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
     Praktikum sifat kualitatif dan sifat kuantitatif pada ternak sapi dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 November 2014 pukul 14.00 WITA hingga selesai, dan bertempat di RPH (rumah pemotongan hewan).
B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Pengamatan Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ternak Kambing dapat dilihat pada tabel.
    Tabel 1. Alat yang digunakan.
No.      Alat                                         Kegunaan
1.         Tongkat ukur                           sebagai alat ukur
2.         Meteran                                   Mengukur objek
3.         Alat tulis                                 Mencatat hasil pengamatan
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No.      Bahan                                                  Kegunaan
1.                  Sapi  jantan                               Objek pengamatan
2.                  Sapi  betina                               Objek pengamatan

C.   Prosedur  Kerja

   Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:
a.       Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, yaitu 5 ekor sapi, meteran, tongkat ukur dan alat tulis.
b.      Mengamati ciri-ciri yang dimiliki oleh sapi 1, sapi 2, sapi 3, sapi 4, sapi 5, yaitu seperti  warna bulu, ada tidaknya tanduk, bentuk bulu,dan panjang tanduk,.
c.       Mengukur panjang badan, lingkat dada, kedalaman dada, lebar dada, tinggi pinggul, tinggi punggung, dan lebar pinggul.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan

1.      Karakteristik Ternak Sapi Berdasarkan Sifat Kualitatif
SifatkualitatifpadaternakSapipadapraktikuminidapatdilihatpadatabel 2 berikut.
Tabel 2 karakteristik ternak sapi berdasarkan sifat kualitatif
No
Jenis Ternak
KarateristikTernak Sapi
Warna bulu
ada/tidak tanduk
Bentuk bulu
Panjang tanduk
1
Sapi 1(jantan)
Merah bata
ada
kasar
panjang
2
Sapi 2(jantan)
Merah bata
ada
kasar
panjang
3
Sapi 3(betina)
Coklat
ada
halus
Pendek
4
Sapi 4(betina)
Coklat
ada
kasar
Pendek
5
Sapi 5(betina)
Merah bata
ada
halus
Pendek

2.      Karakteristik ternak  kambing berdasarkan sifat kuantitatif Sapi
Sifatkuantittatifpadaternakasapi pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3.Sifatkuantitatifpadakambing
No
Karakteristik ternak Sapi
Jenis Sapi

rata-rata
Sapi 1
Sapi 2
Sapi 3
Sapi 4
Sapi 5


1.
Panjang badan
88
93
119
88
103

2.
lingkar dada
134
132
155
124
138
136.6

3.
lebar dada
29
29
33
32
32
31

4.
Tinggi pinggul
109
107
107
102
114
107.8

5.
Tinggi badan
107.5
106
116
100
108
107.5

6.
Lebar pinggul
38
39
23
25
32
31.4

7.
Panjang kepala
33
32
38
31
32
33.2

8.
Lebar kepala
18
18
15
15
18
16.8

9.
Panjang tanduk
17
16
19
12
12
15.2



B. Pembahasan      

Performans atau penampilan individu ternak ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik adalah kemampuan sedangkan faktor lingkungan adalah merupakan kesempatan yang dimiliki ternak. Performans (produksi susu) yang optimum akan ditunjukkan apabila individu ternak mempunyai kemampuan dan kesempatan seluas-luasnya. Performans individu ternak dapat dibedakan atas dasar performans yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pada ternak perah, performans ditunjukkan terhadap sifat kuantitatif karena mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti produksi dan kadar lemak susu.
Seleksi merupakan cara yang banyak ditempuh dalam pemuliaan ternak perah, khususnya sapi perah karena cara ini lebih mudah, murah, dan waktu yang
diperlukan relatif tidak terlalu lama. Adapun dasar seleksi yang dipakai adalah menggunakan nilai mutu genetik ternak yang tidak nampak dari luar. Oleh karena itu harus dilakukan suatu pendugaan terlebih dahulu terhadap mutu genetik ternak atas dasar performans (produksi susu) yang ada. Dengan demikian dapat  dipilih ternak mana yang dianggap baik dan ternak mana yang dianggap kurang baik.
A.  Sifat Kuantitatif
            Untuk memahami bagaimana seleksi untuk sifat kuantitatif bekerja, perlu pemahaman yang baik dari beberapa konsep penting. Variasi dalam sifat tertentu antara hewan adalah kunci untuk proses seleksi. Untuk mengetahui kualitas tubuh pada ternak sapi khususnya yang berhubungan dengan sifat sifat kuantitasnya kita dapat melakukan pengecekan diantaranya dengan mengukur ukuran ukuran tubuh kambing itu sendiri seperti: panjang badan, lingkar dada, panjang kepala serta tinggi pundak. Dari hasil pengamatan kami dikandang RPH (rumah pemotongan hewan) kita dapat mengambil rata-rata sebagai berikut:
1. Panjang Badan
Dari tabel 3 di dapatkan Rata-rata Panjang Badan keseluruhan ternak sapi adalah(491/5 = 98.2). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi  yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.

2. Lingkar Dada
Dari tabel 3 di dapatkan Rata-rata Lingkar Dada keseluruhan ternak sapi adalah (683/5= 136.6).Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat
3. Lebar Dada
            Dari tabel 3 di dapatkan rata-rata lebar dada keseluruhan ternak sapi adalah (155/5=31). Hal tersebut menunjukan bahwa 98% sapi yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
4. Panjang kepala
Dari tabel 3 di dapatkan Rata-rata Panjang kepala keseluruhan ternak sapi adalah  (166/5 = 33.2).Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
5.    Tinggi Pinggul
Dari tabel 3 didapatkan Rata-rata Tinggi Pinggul keseluruhan ternak sapi adalah  (539/5 =  107.8). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
6.    Tinggi Badan
            Dari tabel 3 didapatkan rata-rata tinggi badan keseluruhan ternak sapi adalah (537.5/5=107.5). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
7.    Lebar Pinggul
            Dari tabel 3 didapatkan rata-rata lebar pinggul keseluruhan ternak sapi adalah (157/5=31.4). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
8.    Lebar Kepala
            Dari tabel 3 didapatkan rata-rata lebar kepala keseluruhan ternak sapi adalah (84/5=16.8). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.



9.    Panjang  Tanduk
            Dari tabel 3 didapatkan rata-rata panjang tanduk keseluruhan ternak sapi adalah (76/5=15.2). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.


B.  Sifat Kualitatif

1.    Warna Bulu
            Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada sifat kualitatif  sapi, dari tabel 2 diatas didapatkan warna bulu sapi 1 dan 2 yang berjenis kelamin jantan yaitu merah bata. Hal ini dikarenakan sapi bali dominan berwana merah bata.. Sedangkan sapi 3 dan 4 yang berjenis kelamin betina warna bulunya coklat, dan sapi 5(betina) warna bulunya yaitu warna merah bata.
2.    Bentuk Bulu
            Dari tabel 2 yang didapatkan dari hasil pengamatan bentuk bulu sapi 1 dan 2 yang berjenis kelamin jantan berbentuk kasar, sedangkan sapi 3,4 dan 5 yang berjenis kelamin betina memiliki bentukbulu ada yang kasar dan halus.
3.    Ada/tidaknya tanduk
            Dari tabel 2 didapatkan bahwa sapi 1-5 semuanya  memiliki tanduk.Hal ini disebabkan karena kebanyakan sapi bali baik yang jantan maupun betina pasti memiliki tanduk dan kemungkinan kecil hanya sebagian saja yang tidak memiliki tanduk.

4.    Panjang Tanduk
            Dari tabel 2 didapatkan panjang  tanduk sapi 1 dan 2 berbentuk panjang. Hal ini dikarenakn sapi 1 dan 2 berjenis kelamin jantan. Sedangkan sapi 3,4 dan 5 memiliki bentuk tanduk yang pendek. Hal ini disebabkan karena sapi 3,4 dan 5 berjenis kelamin betina.


BAB VI
 PENUTUP

A.Kesimpulan
            Dari hasil pembahsan kita dapat menarik kesimpulan bahwa:
a.       Sifatkualitatif yang sering muncul pada ternak sapi yaitu warna bulu, bentuk bulu, panjang tanduk dan ada tidaknya tanduk.
b.      Sifat kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengukuran pada ternak sapi dengan rata-rata yang berbeda yaitu panjang badan 98.2 cm, lingkar dada 136.6 cm, lebar dada 31cm, tinggi pinggul 107.8 cm, tinggi badan 107.5 cm, lebar pinggul 31.4 cm, panjang kepala 33.2 cm, lebar kepala 16.8 cm dan panjang tanduk 15.2 cm.
.


B. Saran
Saran dari praktikum ini adalah agar praktek yang dilakukan jangan asisten semua yang lakukan praktekan, asisten hanya membimbing dalam melakukan praktik dan setiap mahasiswa benar-benar memperhatikan saat pengukuran yang sedang dilakukan dan dapat menjalin kerjasama yang baik antar mahasiswa.

                  




DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. Penuntun  Praktikum Dasar Genetika Ternak Sifat Kualitatif dan Sifat Kuantitatif Pada Ternak. UHO. Kendari.
Noor, R.R.  200 Everitt, B.S. and G. Dunn. 1998. Applied Multivariate Data Analysis. Halsted Press,New York.Lawrie, R.A. 2002.

Haard NF. 1977. Biochemical Reactions in Fish Muscle During Frozen Storage.Canada: Fishing News Books.

Hermansyah RA. 2008. Perubahan nilai pH postmortem daging sapi yangdipotong dengan menggunakan restraining box [Skripsi]. Bogor:
Herren, R. 2000. The Science of Animal Agriculture. 2nd Edition. Delmar, NewYork.

Johan wijaya. 2013. Sifatkualitatif dan kuantitatif. (online) http://c31121037.blogspot.com/2013/06/sifat-kualitatif-ternak.html. Diakses pada tanggal 11 november 2104

Yansel putra. 2103. Laporan sifatkualitaif dan kuantitatif (online) http://yanselputra.blogspot.com/2013/12/yansel-putra-laporan-dpt-sifat.html . Diakses pada tanggal 11 november 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar