Rabu, 26 April 2017

Laporan TPHT telur asin



                                                        
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK

PEMBUATAN TELUR ASIN







OLEH :
KELOMPOK I :
                       GORISMAN MATUALESI ( L1A1 13 009 )


KELAS A

LABORATORIUM FAKULTAS PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014



                                                                        BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
   Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya relatif murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari 13% protein, 12% lemak, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuning telur. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti: besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60% dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.
Telur akan lebih bermanfaat apabila direbus setengah matang, daripada direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi atau rusak, berarti mutu protein akan menurun. Macam-macam telur adalah: telur ayam (kampung dan ras), telur bebek, puyuh, dan lain-lain. Kualitas telur ditentukan oleh:

1)   Kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur)
2)   Kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur)
Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang tampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak ). Kerusakan lain adalah akibat udara dari dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer, sehingga kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat juga disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya memprcepat kerusakan. Jadi pada umumnya, telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan.
            Telur akan lebih bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan menurun. Macam-macam telur adalah : telur ayam (kampung dan ras), telur bebek, puyuh dan lain-lain. Kualitas telur ditentukan oleh : 1) kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur) dan 2) kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur). Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan yang Nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan.


B.     Tujuan dan Manfaat
            Tujuan dari praktikum ini adalah Untuk mengetahui proses pembuatan telur asin pada telur bebek, pada telur ayam ras, dan pada telur ayam kampung.
Manfaat dari praktikum ini adalah yaitu melalui praktikum ini praktikan dapat mengetahui cara membuat telur asin dan dapat mengetahui tingkat keasinannya.




BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan asal hewannya, bentuk telur bermacam-macam, mulai dari hampir bulat dan lonjong. Beberapa faktor yang menimpa induk penghasil telur mempengaruhi bentuk telur, contohnya faktor turun menurun, ukuran bentuk telur biasa dinyatakan dengan bentuk indeks perbandingan antara lebar dan panjang dikalikan seratus. Disamping bentuk dan ukuran telur bermacam-macam, besar telur pun bervariasi, ada yang berat dan ada yang ringan. Pengaruh jenis hewan juga penting, seperti telur bebek lebih besar daripada telur ayam dan warnanya pun berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar telur diantaranya:
1.          Jenis hewan
2.          Umur hewan
3.          Perubahan musim petelur
4.          Sifat turun temurun induk
5.          Umur pembuahan
6.          Berat tubuh induk
7.          Zat-zat makanan induk
Perbedaan warna telur juga oleh jenis induk, seperti telur ayam berwarna putih kuning sampai kecoklatan. Sedangkan telur bebek berwarna biru langit atau warna biru telur asin dan putih. Kadang-kadang ada telur yang berbintik-bintik hitamatau bintik-bintik lain. Hal tersebut disebabkan karena adanya kapang yang tumbuh pada permukaan kulit telur.


Pada umumnya telur unggas dibagi atas tiga bagian. Di dalam telur, bagian kuning telur terdapat pada bagian paling dalam, bagian ini diikat oleh putih telur oleh kalaza. Kantong udara (air sel) merupakan rongga yang terdapat pada bagian tumpul isi telur. Kantong udara berfungsi untuk tempat pemberi udara pada waktu embrio bernafas.oleh karena itu letak embrio pada telur terletak tepat di belakang kantong udara. Apabila kantong udara terletak di bagian runcing, maka besar kemungkinan calon ayam atau bebek tersebut akan mati di dalam telur.

Telur asin adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam. Telur adalah kapsul alami yang kaya gizi. Sebagian masyarakat kita telah menyadari kehebatan telur dengan segala khasiatnya.
Kandungan gizi
Telur mempunyai kandungan protein tinggi. Bahkan di dalam peristilahan gizi ada satuan yang disebut Protein Senilai Telur (PST). Dalam hal ini protein di dalam telur dijadikan standar dan diberi nilai maksimal yaitu 100, bahan pangan lainnya kemudian disetarakan dan umumnya mempunyai nilai di bawah 100.
Sumber gizi telur sebenarnya lebih banyak pada kuning telurnya dibandingkan bagian yang berwarna putih. Sebaliknya, zat besi dan vitamin A justru hampir seluruhnya terkonsentrasi pada kuning telur.
Anak dalam masa pertumbuhan sebaiknya mengonsumsi satu butir telur sehari sebagai jaminan asupan gizi yang optimal untuk menopang pertumbuhan fisik dan kecerdasannya. Sebagian orang tua bahkan sering memberikan telur setengah matang kepada anak-anaknya. Apakah Anda juga demikian? Telur matang sebenarnya justru lebih mudah dicerna tubuh. Mengapa? Karena proteinnya telah terdenaturasi dan ikatannya menjadi longgar. Hal ini memudahkan enzim pencernaan untuk memecahnya menjadi bagian-bagian kecil untuk kemudian diserap tubuh.
Pada sebagian orang telur terkadang ditakuti karena kandungan kolesterolnya yang tinggi. Mungkin hal ini benar untuk orang-orang dewasa di atas usia 40 tahun yang sudah terdeteksi rawan kolesterol tinggi. Namun bagi anak-anak (terutama balita), kolesterol ini justru sangat dibutuhkan sebagai salah satu bahan dasar untuk menopang kecerdasan.
Kebutuhan kolesterol rata-rata per hari adalah 300 mg. Oleh karena itu, satu butir telur sehari sudah memenuhi 80% kebutuhan kolesterol tubuh. Belum lagi jika si kecil juga makan lauk daging, ikan, seta minum susu.





BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.    Waktu dan tempat
Praktikum Pembuatan telur asin dilaksanakan pada hari Minggu 26 Oktober 2014 pukul 08.00 sampai dengan 10.00 WITA bertermpat di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari.

B.     Alat dan Bahan
            1.      Alat dan Bahan pada Praktikum Pembuatan Telur Asin
Alat yang digunakan pada pembuatan telur asin dapat dilihat pada Tabel 1.     
Tabel 1.  Alat dan kegunaan pada pengawetan Telur
No.     
     Alat
        Kegunaan
1.
 Timbangan
 Untuk Menimbang Bahan
2.
  Baskom
 Untuk tempat telur

Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan telur asin dapat dilihat pada Tabel 2.     
Tabel 2. Bahan dan jumlah pada pembuatan pembuatan chicken nugget
No.     
Bahan
Jumlah
1.     
Telur Itik
3
2.     
Abu Gosok atau semen bata merah
1 Buah
3.     
Garam Dapur
1 bungkus

C.Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari pembuatan telur asin yang dilakukan adalah
a.       Cuci telur sampai bersih kemudian tiriskan.
b.      Buat adonan dari garam dapur dan serbuk batu bata merah dengan komposisi 4 : 6 ( kadar garam adonan atau rendam telur dalam adonan ).
c.       Simpan pada suhu kamar selama 1 – 2 minggu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil                        
                    1. Hasil pengujian organoleptik  pada telur asin ayam ras
 Tabel 1. Hasil pengujian organoleptik pada telur asin ayam ras
No.     
     Parameter
                Penilaian
1.
 Warna kuning telur
Kuning kecokelatan
2.
3.
4.
5.
  Warna putih telur
  Rasa
 Aroma
 Tekstur
 Putih keabuan
Asin
Agak amis
Agak kasar
                   
                    2. Hasil Pengujian organoleptikpada telur asin itik
Tabel 2. Hasil pengujian organoleptik pada telur asin ayam ras
No.     
     Parameter
                Penilaian
1.
 Warna kuning telur
Kuning kemerahan
2.
3.
4.
5.
  Warna putih telur
  Rasa
 Aroma
 Tekstur
 Putih keabuan
Tidak terlalu Asin
Agak amis
Agak kasar

B. Pembahasan




PENUTUP
A.    Kesimpulan
         Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1)   Proses pengasinan telur bertujuan agar membuat telur menjadi lebih awet.
2)   Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi osmosis, ion Na di dapatkan dari garam, sedangkan ion H+ berasal dari air, dengan demikian, ion Na masuk ke dalam telur dan kadar air berkurang, akibatnya telur menjadi asin.
3)   Tingkat asin pada telur dipengaruhi oleh faktor waktu, ketebalan pasta, dan juga perbandingan antara pecahan batu bata dan tanah pada waktu pembuatan pasta.

A.    Saran
         Dalam praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak ini hendaknya praktikan dapat mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Perlakuan dan pengamatan terhadap bahan pangan hendaknya dilakukan dengan teliti, baik dan benar agar dapat memperoleh hasil yang akurat.







DAFTAR PUSTAKA
 Desrosier, WN. 1988. Teknologi Pengawetan pangan. Universitas Indonesia. Jakarta

Gaman, MP. 1992. Ilmu Pangan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil-hasil Olahan. Liberty. Yogyakarta

Lawrie, AR. 1995. Ilmu Daging. Universitas Indonesia. Jakarta

Petrucci. 1993. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta

Pilliang, GW. 1995. Pengelolaan Hasil Ternak. IPB. Bandung

Purnomo. 1999. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta

Repandi. 2003. Pengolahan Hasil Ternak. Agromedia Pustaka. Jakarta

Syarif. 2005. Teknologi Penyimpanan Daging. 18 Mei 2009 http/www.google.com

Yuanita, T. 2001. Penyimpanan Pengolahan dan Pengawetan Produk Ternak. 8 Mei 2009. http/www.google.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar